Bagi seorang willy, tahun dimulai dari bulan juli, bukan
januari seperti kebanyakan lainnya.
Itu karena di bulan juli, ia lahir dan bertambah tua setiap tahunnya. Sebagai
orang yang lahir di bulan juli, willy sudah biasa untuk tidak merayakan hari
ulang tahunnya secara besar-besaran. Terakhir kali willy merayakan ulangtahun
yang bisa dibilang pesta, adalah perayaan di umurnya yang ketujuh, menginjak
kelas 3 sekolah dasar. Itupun hanya sekedar mengundang teman-teman sekolah dan
sekitar rumahnya. Bisa dibilang willy merupakan orang yang paling menikmati
pembullyan teman-temannya yang ulangtahun. Mulai dari lempar kolam, pecah telur,
tabur tepung, atau gesek paksa ke tiang terdekat, willy kadang orang yang
paling tertawa keras dan kabur paling kencang saat pembullyan. Atau terkadang
hanya tersenyum melihat dari luar kerumunan. Di Indonesia, bulan juli biasanya
bertepatan dengan musim liburan. Bulan juli membuatnya merasa aman dari balasan
pembullyan karena ulangtahunnya. Terlebih, tidak banyak teman yang mempedulikan
hari ulangtahunnya saat liburan, mungkin sudah keasikan dengan kesibukan dan
keseruan masing masing. Willy merasa beruntung akan hal ini. Dan cukup pintar
untuk tidak menyia-nyiakannya.
Sebagai orang yang berpergaulan cukup baik, willy adalah
orang yang tak tersentuh. Ia adalah pakar dalam hal jahil dan membuat orang
kesal. Pintar menghindar dan mengelak ketika orang lain ingin mengerjainya.
Menurutnya, sudah tidak lucu dan mengagetkan lagi ketika orang dikerjai tepat
di hari ulangtahunnya. Seakan terjadi konspirasi, setelah prosesi bullying yang
dilakukan, kebanyakan orang yang ulangtahun sudah membawa baju ganti dan mungkin
sabun shampoo untuk mandi. Antara waspada, kepasrahan. Dan tidak alami lagi.
Willy memang tidak terlalu menyukai pesta pora, walaupun ia
juga bukan orang yang senang untuk menyendiri berhari-hari. Tapi ia merayakan
ulangtahun dengan sedehana saja. Membalasi ucapan yang datang via sms dan
mention mikroblog, satu per satu, berusaha membalasnya dengan bahasa seakrab
yang ia bisa, berharap orang-orang tidak mengingatnya dihari ulangtahunnya saja. Kemudian masuk kembali ke
pertapaannya untuk mengevaluasi apa yang ia lakukan setahun belakangan. Dan
menakar bayang-bayang seperti apa dirinya di setahun yang akan datang. Hari
ulang tahun yang sama sekali tidak tampak seperti hari besar buatnya. Tengah tahunnya
di 1 januari pun lebih ia gunakan sebagai tempat pijakan, sudah berapa jauh ia
pergi dan seberapa jauh lagi ia sampai target tujuan. Katanya dengan muka melas, “ya
seenggaknya aku nggak menyepi di sudut ruangan gelap, menyanyikan lagu selamat
ulangtahun dengan sendu, kemudian menyalakan lilin dan meniupnya sendiri.
Terlalu banyak orang hebat untuk membuatku merasa kesepian” J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar