Sabtu, 15 Oktober 2011

tik tok.

menyeruput sedikit kopi, melebarkan bukaan jendela.
menjejak lantai balkon, melirik langit pagi hari.
menanyai udara,
'bisakah kau sampaikan salamku pada mereka? hujan terlalu pagi untuk datang'

embun mungkin masih enggan menyerah turun dari ujung daun
namun bunga akan segera mekar bernafaskan cahaya, tak peduli jika bumi masih terlalu sunyi.
ini tak pernah semudah menerka kejaran awan di kanvas biru lazuardi.
jadi tak perlu balasan kembali, mengungkapkannya sudah cukup melegakan.

merebahkan badan, menatap langit langit, melamun ke belahan kota lain.
hari selalu cepat untuk berganti, hanya berharap semua baik-baik saja, semoga kebahagiaan kedamaian menghampiri di kedipan mata pertama di pagi berikutnya.
di sela dunia nyata dan ilusi mimpi ini, hanya detik waktu yang mendekat tepat tanpa dipanggil.
salam rindu. mungkin kau tidak perlu tau, tapi ini selalu hidup di penghujung hariku.
di antara kedipan mata dunia realita dan ilusi mimpinya.

Sabtu, 08 Oktober 2011

Caffeine #1

belum ada ilmu yang bisa menjelaskan bagaimana carl bisa sampai di tempat itu lagi, tidak statistika ataupun logika matematika. tahu tahu ia sudah berdiri di depan rumah bercat warna krem dengan atap berbentuk kerucut meruncing ke atas, kali ini bulan sudah menyembul di sisi kanan langit sebagai background rumah itu.
hampir empat bulan sejak carl terakhir kali berdiri disana, carl pernah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak kembali ke tempat itu lagi, tapi kali ini ada dorongan yang kuat untuk bertemu lagi dengan ellie, sahabat yang pernah memberi warna di hari-harinya, sekaligus menjatuhkannya ke dalam lubang yang sangat dalam. termangu sejenak, carl kemudian bergerak menuju pintu samping, menghela nafas dan melangkahkan kakinya dengan berat. 
carl memencet bel pintu samping dan menundukkan kepala, matanya terpejam, kali ini ia berharap tidak ada orang yang membukakan pintu baginya, ragu. sesaat kemudian ia tahu doanya tidak dikabulkan. gagang
pintu berdenyit, carl membuka mata dan kedua bola matanya kini berpapasan dengan tatapan seorang bocah. 'ju on', begitu carl memanggilnya, tampangnya memang mirip hantu bocah korea. 
'bawa coca cola nggak?', ju on menyapa dengan nada polos medoknya, semacam baru bertemu kemarin sore dengan orang yang dihadapinya sekarang. 
carl sendiri terkaget ketika ju on masih mengenalinya, kemudian tersenyum dan menjawab,'tergantung, kamu ada sulapan baru buat aku ga? kakakmu ada?'. tanpa diperintah ju on lantas berlari ke dalam rumah, dari dalam terdengar suara teriaknya, memanggil ellie yang dimaksud carl. 
sementara di depan pintu samping, carl merasa enggan untuk masuk, ia menyempatkan untuk mengingat apa saja yang sudah terjadi setelah ia memasuki pintu itu, entah sudah berapa kali ia melewati batas kusinnya, darisana ia melihat sofa ruang tamu, melihat bayangannya di saat lalu, saat tertawa berbagi maupun diam sepi.
ada bisikan meyakinkan dalam diri carl, 'kesempatan kali ini, saya harus melakukannya. memulai hal baru dan mengakhiri sesuatu, secepatnya'

photos from http://natalieuy.blogspot.com :)