Senin, 27 Desember 2010

sepulang ciremai

beberapa orang mungkin lebih memilih tidur seharian di kasur atau menghabiskan waktu berautis bersama blackberry android dan semacamnya. atau menghabiskan (menghambur-hamburkan) uang orangtua dengan main ke mall, diskotik, modif motor, permak rupa, pacaran..
sedangkan aku tidak melakukannya, atau mungkin belum?

lalu aku sempat merasa bodoh dengan melakukan hal berikut:
membawa carrier 80 liter dengan isi penuh dipaksakan
menerobos semak belukar, melewati pematang sungai kecil.
menuruni lembah, membelah hutan, menerjang tanjakan lereng yang terjal
tersesat semalam di tengah hutan belantara
dihisap darahnya oleh lintah
membiarkan air hujan masuk ke serat serat kain dan memberatkan langkah
dinner dan breakfast bareng temen di dalam dome dengan sardine campur indomie
mendaki kemudian menuruni puncak hingga kaki tak berasa apa-apa
apa yang kau cari, arsaha?
tak pernah kutelusuri, jalan yang setapak ini, semoga kutemukan jawaban

lantas aku menjadi setuju dengan kata soe hok gie, orang seperti aku tak pantas mati di atas tempat tidur.
berbagi waktu dengan alam, kau akan tau siapa dirimu yang sebenarnya, hakikat manusia.
merintis masa depan dengan tujuan dan keringatmu sendiri, pantas saja kau tak berguna, kau mendaki masa mudamu untuk apa?
kau harus tau kemana pijakanmu, salah langkah sedikit bisa jatuhlah kau ke jurang, terkapar tak ditemukan orang.
kau harus mengerti arti hembusan nafas, terengah-engah tapi tak kunjung berakhir, kau tak diijinkan untuk putus asa.
kau sebaiknya memahami makna berbagi, kau tidak pernah sendirian menaklukan dunia ini.
bersyukurlah jika kau menemukan keindahan yang sulit dideskripsikan, kawah ciremai dan bunga edelweis.
berikan perjuangan besar untuk melihat bunga bunga kecil dan mencium sulfatara.
keindahan yang hanya bisa dilihat dan dijaga. tapi aku sudah mendapatkannya, setidaknya di dalam hati.
lebih lagi jika cuaca bersahabat dan kau diijinkan melihat Laut Jawa dari atap langit ciremai
bukankah laut selalu menyimpan cerah biru ketika awan berwarna abu abu?

aku menemukan hal yang jauh lebih berharga dibanding materi.
dengan segala ketidaksempurnaanku, terimakasih telah memberikanku hidup yang luar biasa
:)

jurnal pendakian Gunung Ciremai

Salam Rimba!
Gunung ciremai merupakan gunung yang memiliki puncak tertinggi di Jawa Barat, 3078 mdpl. Kata ciremai sebenarnya berasal dari cerema yang merupakan tumbuhan perdu berbuah kecil rasa agak masam. pendakian menuju puncak ciremai dapat dilewati dari beberapa jalur, antara lain jalur linggarjati, palutungan, dan apoy. setiap jalur memiliki karakteristik medan dan tantangan tersendiri. misalnya jalur linggarjati terkenal dengan dominannya tanjakan yang terjal dan curam, namun lama waktu tempuhnya relatif lebih singkat, sekitar 5-7jam. sementara jalur palutungan meskipun terdapat tanjakan namun lebih landai dibanding jalur apoy dan linggarjati, namun resiko waktu tempuh menuju puncaknya lebih lama, sekitar 8-9 jam. saya bersama 4 kawan lainnya memilih untuk menggunakan jalur palutungan saat pendakian menuju puncak ciremai.
Jika berangkat dari Bandung, cara yang paling mudah untuk menuju camp palutungan adalah dengan menggunakan bus aman sejahtera dari cicaheum tujuan kuningan, turun di daerah cigugur dilanjutkan dengan naik ojek atau carter angkot menuju camp pendakian palutungan, estimasi total 30 ribu. namun menurut informasi yang kami dapat, armada aman sejahtera tinggal beberapa butir saja sehingga waktu keberangkatan sulit diprediksi. kemarin kami menggunakan bus bijaksana jurusan bandung-cikijing (23ribu), kemudian dilanjutkan carter elf dari cikijing menuju camp palutungan (25ribu), contoh yang salah, menjadikan estimasi biaya meledak hehe. opsi lain adalah menggunakan bus jurusan Bandung-Cirebon (25 ribu), naik elf menuju cigugur(6000), dan ojek menuju camp palutungan (6 ribu). Perjalanan Bandung- camp pendakian Palutungan menghabiskan waktu sekitar 6 jam.
sampai di camp palutungan lantas kami mengurus ijin pendakian di camp tersebut (dengan pak nana), istirahat persiapan sebentar di masjid Al-Istiqomah dekat camp, kemudian mulai pendakian menuju pos pertama, cigowong.
CAMP-CIGOWONG
kami menghabiskan waktu perjalanan dari camp menuju cigowong selama 2 jam, melewati lahan garapan penduduk, semak belukar, kemudian hutan pinus. jalan menuju pos cigowong banyak yang tertutup semak belukar sehingga rawan tersesat, namun plang/tanda di pohon dapat dilihat cukup jelas. Di daerah hutan pinus banyak pohon tumbang, banyak juga parit-parit yang terbentuk secara alami sebagai jalan air. areal pos cigowong cukup luas, terdapat bangunan dari batu dan beratap, bangunan terakhir. jika hari menjelang malam pos ini dapat digunakan untuk ngedome, medan yang semakin berat setelah pos ini dan faktor cuaca dapat dijadikan pertimbangan. cigowong berada pada ketinggian 1450 mdpl, akumulasi jarak menuju puncak sekitar 5,6 km.
CIGOWONG-KUTA
jarak cigowong-kuta cukup dekat, medannya menanjak, dapat ditempuh sekitar 20 menit. pos kuta tidak terlalu luas. sumber air bersih dapat ditemui di sungai setelah pos cigowong menuju kuta.
KUTA-PANGGUYANGAN BADAK
kuta berada pada ketinggian 1575 mdpl dan pangguyangan badak 1800 mdpl, dapat ditempuh sekitar 45 menit. dari kuta hingga pangguyangan badak ini didominasi hutan homogen. terdapat jalan landai yang tepinya curam/jurang. ada juga tanjakan yang berputar. karena kondisinya yang lembab, cukup banyak lintah didaerah ini. suara hewan hewan hutan sudah mulai sering terdengar nyaring. pohon yang rimbun sempat membuat kami tersesat semalaman di hutan.
PANGGUYANGAN BADAK-ARBAN
menempuh jarak sekitar  900 meter, arban berada pada ketinggian 2050 mdpl. medan yang dilalui cukup banyak tanjakan dan akar-akar yang melintang. sinar matahari sudah mulai terhalang pohon pohon besar, peralihan antara hutan homogen dan hutan heterogen. menghabiskan waktu perjalanan lebih dari sejam. entah atas alasan apa di pos Arban terdapat larangan untuk tidak berbicara sembarangan.
ARBAN-TANJAKAN ASSOY.
tanjakan assoy sudah menembus ketinggian 2108mdpl, banyak tanjakan yang lumayan menantang. estimasi waktu sekitar 30 menit. akumulasi perjalanan menuju puncak dari tanjakan assoy masih sekitar 2.9 km. cukup banyak pohon yang tumbang melintang di tengah jalur.
TANJAKAN ASSOY-PESANGGRAHAN
perjalanan ini menghabiskan waktu cukup lama, sekitar 70 menit dengan medan yang menanjak dan licin, didominasi hutan heterogen yang tinggi-tinggi. terdapat shelter shelter kecil untuk sekedar mengambil nafas.
PASANGGRAHAN-SANGHIYANG ROPOH
sanghiyang ropoh merupakan pos kecil sebelum goa walet, berada di ketinggian 2650 mdpl, 1.1 km lagi menuju puncak. jalan menuju sanghiyang ropoh menanjak dengan elevasi ada yang sampai 50 derajat. dominasi hutan setelah sanghiyang ropoh sudah berkurang, batas vegetasi digantikan padang ilalang.
SANGHIYANG ROPOH-GOA WALET
tanjakan-tanjakan yang paling menantang justru terdapat di fase setelah melewati pos pesanggrahan. dengan kemiringan besar dan jarak pos yang cukup jauh dapat membuat mental down. terlebih lagi medannya berupa jalan batu besar yang licin dan rawan terpeleset. di jalan berbatu menuju goa walet dapat ditemui monumen mengenang teman teman yang meninggal dalam pendakian. goa walet sudah berada pada ketinggian 2950 mdpl.
GOA WALET-PUNCAK
tanjakan terakhir sebelum mencapai puncak. tanjakan berbatu dan rawan longsor. goa walet berada 300 meter dari puncak, sudah didominasi ilalang dan cukup banyak ditemui edelweis.
PUNCAK! Puncak Gunung Ciremai memiliki 2 kawah, butuh kurang lebih 1.5 jam untuk mengitarinya. puncak-puncak gunung lain terlihat dari puncak, jika berada di sebelah utara dapat terlihat pula laut jawa. Di sekitar puncak juga bisa ditemui bunga bunga edelweis

Selasa, 21 Desember 2010

el paradoksitas

sebening kilap kaca embun pagi, tapi kenapa tak memantulkan cahaya?
sesimetri persegi, tetapi mengapa tak pernah sama sisi?
sebanyak jatuhnya tetes hujan di akhir november, tetapi kenapa tak pernah sampai ke bumi?

selalu ingin kubakar tiap jejak memori, tetapi kenapa tak menjadi api?
ia menjelma menjadi sekotak memori, mengalunkan symponi 9 bethoven di sela otak kanan kiri.
senja menggoreskan lembayungnya di kuadran empat dari utara.
lekas benamkan mataharinya biar aku bisa mimpi kembali.

sekejap pelangi, tersingkap sebentar, indah, kemudian pergi.
namun ia akan muncul kembali, diantara hujan dan spektrum sinar matahari.

sekali lagi, TERRA TERRA TERRA!

"lereng gunung burangrang dan kilau lampu kota menjadi saksi bahwa tak ada rintangan dan tekanan yang cukup kuat untuk menghentikan kita. hari ini 19 desember 2010, saya resmi melantik kalian menjadi anggota HIMA TG TERRA!"

begitu mungkin kutipan kata yang diteriakkan Ketua Himpunan, membelah ruang udara diantara hutan pinus. kemudian diiringi hymne TERRA yang syahdu dari temen temen himpunan yang membentuk huruf U mengelilingi api unggun. Ekspresi beberapa orang mendadak susah ditebak, antara kecapekan senang atau bahagia, raut raut muka yang tertahan kemudian terlampiaskan dengan tangisan haru. 'akhirnya...', aku berusaha menebak kata-kata yang ingin mereka ucapkan untuk mengekspresikan ospek jurusan yang konon katanya terberat dan terlama. ya, walaupun ini bukan suatu akhir bagi mereka.
aku memberikan jaket orangeku dengan cara yang tidak populer: turun beberapa seri untuk menghormati perjuangannya, gampar-gamparan, kemudian melihat jaket orangeku ditebus delapan seri. lalu memasangkan jaketnya dan memberikan pelukan sambutan persaudaraan.
massa kemudian duduk melingkari api unggun, beberapa tetua memberikan sambutan dan dilanjutkan perkenalan, berusaha menghangatkan embun di matras rumput yang terlanjur mendingin, memberikan sambutan keakraban layaknya keluarga baru. Aku sendiri lebih senang memandang kerlipan lampu kota di kejauhan, kemudian membiarkan pikiranku melayang layang kesana kemari, tapi sepertinya syaraf memori yang paling aktif beraksi.

ah satu taun yang lalu, ospek jurusan 2008 yang bener-bener nguras segalanya.
latian fisik 2 kali seminggu saat itu cukup membuat otot-ototku tak cepat kaku.
pertemuan pertemuan malam hingga cek alat, udah ga keitung lagi kembang kempis bisep-trisep di lengan tanganku.
jalan jalan yang ceritanya ekskursi ato apalah,
binwal yang ... , ah aku akan rindu bau tanah burangrang :)
di ospek jurusan saat itu kularikan jiwa ragaku sampai ke titik nadir, jauh melebihi batas-batas yang selama ini belum kulewati.
lengkap sekali nilai-nilai yang diturunkan, otot kawat tulang besi mental kritis kompak keluarga kebersaamaan dan lainnya, kompleks hingga menjadi tan 90, tak terdefinisi, masuk ke urat-urat nadi, menjadi merah bata pula lah darahku.

aku mulai bertanya apa yang terjadi selanjutnya. tujuan di TERRA, yang telah kuperbuat untuk TERRA, ... . sampai saat ini aku merasa belum memberikan sesuatu yang berharga untuk TERRA, belum memberikan goresan kombinasi warna maestro di kanvas hitam putih TERRA. atau sebaiknya aku selalu menanamkan bahwa aku belum memberikan apa apa ke TERRA. merasa puas dengan yang diberikan hanya akan membuat kita tinggi hati dan cenderung berhenti.

di pagi buta ini aku kembali terkapar, semoga masih diberi kesempatan untuk berkontribusi lebih di TERRA.
matahari mulai menyeruak bangun di atas kota yang bergantian mematikan kerlipannya.
sekali lagi kuteriakkan keras keras di sanubari yang berkabut..
TERRA TERRA TERRA!

Kamis, 09 Desember 2010

suatu ketika #2

di tengah hecticnya masa ujian..
di persimpangan hari yang cerah dan hujan..
masih di balkon kontrakan.