Senin, 26 September 2011

Geliat hujan

dago, suatu ketika, kali ini saya bertemu hujan dari dudukan angkutan, menyapa tiap geliat yang ditimbulkan. pedagang kaki lima bergegas menyelamatkan dagangannya, tak seberapa tapi tersadar hembusan nafas hidupnya. kanopi warung dan toko dihampiri para penepi, tapi pedagangnya masih tersungut, tak ada yang berkenan masuk menglarisi. para pengendara motor yang nekat tersibukkan mencari celah diantara sesak desak mobil, kepalang basah tanpa ponco dan mandilah ia sekalian. 
melintaslah wanita yang memakai baju tipis terawang. ditelanjangi mata mata yang bergerak liar mengamati, si empunya tak tersadar dan mungkin senang hati mengulangi di kemudian hari. bocah gelandangan besorak riang memainkan kapal sandal usang dengan aliran banjir hujan. lalu apa guna payung jika sudah seperti ini?

aku hanya merasa nyaman sekali mengamati semuanya dari balik gerakan wiper kaca, kabur kemudian menjelaskan semuanya.
kadang aku sangat berharap hujan turun seperti ini, tapi kadang diri ini terlalu takut menjadi basah ketika bermain dalam skenario yang dijalankannya.
selamat menikmati waktu, kau tak akan pernah tau kapan ia tak lagi bersamamu :)

Minggu, 25 September 2011

survey seismik tingkat 4

hari ini saya melakukan survey geofisika di Lembang. sasarannya adalah sinkhole dan perkiraan adanya sesar yang ada di daerah ini. tadi sempet nanya, nama daerahnya adalah desa Kancah, kelurahan Cihideung, Kecamatan Parompong, Bandung Barat. masyarakat di kaki gunung ini masih polos dan sederhana. ketika kami melakukan survey pun lantas jadi bahan tontonan, saya pun sempet kaget waktu ada yang nanyain 'lagi syuting ya mas?', jelas jelas kami pada pake tampilan lapangan cem jaket orange kumal dan sepatu lapangan, ada juga yang ngirain kalo mau merbaikin jalan. ya, tapi ga ada yang meragukan keramahan masyarakatnya, jauh dari cemar tivi dan internet, hina kota dan hedonismenya. saya melakukan survey ini bersama 5 orang angkatan atas di jurusan (wadya, mas fian, reka,razi,aulia) dan 3 orang dari Badan Geologi. saya yang paling muda cukup plonga plongo pas dijelasin metode survey kali ini. aktivitas fisik di survey kali ini masih cukup tinggi, cem ngangkatin accu, alat-alat, ya gitu. tapi saya berusaha ga nyia-nyiain hari ini buat belajar, apalagi topik yang hangat dibicarain di sela waktu adalah TA orang orang, lumayan curi-curi lah hehe.

oke, jadi yang berbeda dari survey kali ini adalah kami menggunakan gelombang S untuk mengetahui kondisi bumi bawah permukaan. trigger atau sumber gelombangnya pake elvis (electro dynamic vibrator system), dengan receivernya ga lagi pake geophone vertikal yang ditanem cabut, tapi pake streamer yang tinggal ngebentangin, sampe panjang 48 meter. streamer geophone yang dipakai kali ini kayaknya lebih sensitif dalam mengukur gerakan secara horizontal. shot pertama oleh trigger dilakuin semeter sebelum geophone pertama, terus pindah posisi pengeshotan tiap dua meter. berbeda dengan trigger dinamit atau palu, elvis membutuhkan waktu yang lebih lama, sekitar 15 detik untuk 'menggoyang' bawah permukaan bumi, jadi kondisi area di lintasan harus clear untuk meminimalisasi noise, elvis mentransfer energi sumber kedalam bawah permukaan dengan jalan kopling friksional, dilengkapin juga suspensi biar mastiin energi seismik tersebut bisa menjalar maksimum ke bawah permukaan. selain itu juga digunain pilot di salah satu receiver untuk mencuplik penjalaran gelombang (belum gitu ngerti). 
ELViS


salah satu yang bikin saya seneng dari survey seismik kali ini adalah, pengukuran dengan menggunakan gelombang S cukup jarang dilakukan, hal ini karena minimnya alat (alat tadi adalah hibah dari jerman) dan analisa si aul sih gelombang S-Wave ngehasilin data dengan resolusi yang lebih baik.
ah, yang pasti ya masih banyak yang harus dipelajari, mumpung masih kuliah hehe :)