Minggu, 03 Juni 2012

kesempatan kedua


Hey kids, bisa dibilang saya termasuk salah satu orang yang percaya bahwa hidup ini berputar, atau terkadang keberuntungan menghampiri kita untuk mendapatkan kesempatan kedua. Seperti ini misalnya, terakhir kali rambut saya gondrong, saya diusir dari kelas oleh dosen. Ketiduran. Malam sebelumnya saya baru bisa tidur jam 3 pagi, dan kelas mulai jam 9. mandi pagi saya lakukan, kopi juga sudah saya minum,. Apalah daya saya tidak kuat menahan kantuk di kelas. Hanya 1 menit memang, belum bisa dibilang lelap untuk suatu tidur dikelas. Mungkin saat itu saya kurang beruntung, atau saya beruntung bisa punya cerita ini, entahlah, yang pasti saya masih ingat muka murka dosen saat mengusir saya. saya langsung keluar kampus dan mencukur rambut saya. kemudian balik lagi ke kampus, menemui ketua jurusan dan dosen yang mengusir saya, saya jelas salah dengan segala pembelaan dan alasan yang saya punya. Rambut gondrong yang sebelumnya? Saya maju menerima sertifikat penghargaan deanlist, semester 5. Mungkin tidak ada hubungannya, tapi Rambut gondrong membawa saya berputar 180 derajat, penghargaan dan penghinaan.
Perputaran yang lainnya. Kuliah lapangan di karangsambung 2011, saat hari keempat observasi geologi, yang mengharuskan saya menyusuri sungai atau tracking naik bukit, palu geologi yang saya pinjam hilang. Setiap pagi setelahnya, saat teman-teman saya yang lainnya memanfaatkan waktu untuk mandi pagi, saya keluar asrama dan pergi ke tempat-tempat yang saya duga tempat jatuhnya palu yang saya pinjam. Bolak-balik setiap pagi, hingga saya merelakan diri untuk mengakui dengan setengah ikhlas; saya menghilangkan palu geologi. Sebagai gambaran, palu geologi ini berbeda dari palu kebanyakan. Terbuat dari baja untuk spesifikasi batuan beku yang keras dan massive, dan bagian yang paling tidak saya suka, harganya tidak cukup murah untuk segenggam palu. Saat itu, dengan saksi batu yang saya ambil darisana, saya hanya berfikir saya harus ke tempat ini lagi taun depan. Dan tahun ini, 2012, secara kebetulan, atau mungkin memang sudah dikehendakkan, saya kembali lagi ke Karangsambung, asisten kuliah lapangan. Yah, mungkin saya diberi kesempatan lagi untuk menyapa jalan-jalan yang hampir saya hafal benar setahun yang lalu. Nostalgia, tidak banyak yang berubah di tempat seperti karangsambung. Anyway, rambut saya saat ini gondrong. Dan meja hidup tempat saya berjudi Roulette terus berputar.
 -----------------------------------------------------------------------------------

Kabarnya, setiap apa yang ada di kita sekarang adalah jumlah total dari pilihan-pilihan yang kita lakukan. Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik pada kesempatan pertama. Namun, kegagalan saat kesempatan pertama mungkin dapat berarti juga hasil dari sebuah pilihan. Dengan begitu kita dapat merasakan kecewa, sedih, murung, dan hal tidak mengenakkan lainnya. Kadang kita berusaha keras untuk mengobati perasaan seperti itu, mencoba bangkit berdiri lagi dengan tulang-tulang kita yang lunglai tak berdaya, dengan sengal sengal nafas yang tersisa. Padahal yang harus kita sadari, kita hanya butuh waktu untuk kembali seperti semula, melupakannya. Dan menyenangkan ketika kita bisa menikmati segala perasaan yang kita punya, apapun itu. Mengecewakan memang ketika kita tidak berhasil di kesempatan pertama, namun jika datang kesempatan kedua, kenapa tidak? selalu percaya dan berharaplah, persiapkan dirimu untuk bisa melakukan hal yang lebih baik di kesempatan kedua.

‘saya mungkin tidak bisa kembali ke waktu yang telah berlalu, namun saya bisa membuat permulaan baru, dan akhir yang lebih indah’