Selasa, 21 Desember 2010

sekali lagi, TERRA TERRA TERRA!

"lereng gunung burangrang dan kilau lampu kota menjadi saksi bahwa tak ada rintangan dan tekanan yang cukup kuat untuk menghentikan kita. hari ini 19 desember 2010, saya resmi melantik kalian menjadi anggota HIMA TG TERRA!"

begitu mungkin kutipan kata yang diteriakkan Ketua Himpunan, membelah ruang udara diantara hutan pinus. kemudian diiringi hymne TERRA yang syahdu dari temen temen himpunan yang membentuk huruf U mengelilingi api unggun. Ekspresi beberapa orang mendadak susah ditebak, antara kecapekan senang atau bahagia, raut raut muka yang tertahan kemudian terlampiaskan dengan tangisan haru. 'akhirnya...', aku berusaha menebak kata-kata yang ingin mereka ucapkan untuk mengekspresikan ospek jurusan yang konon katanya terberat dan terlama. ya, walaupun ini bukan suatu akhir bagi mereka.
aku memberikan jaket orangeku dengan cara yang tidak populer: turun beberapa seri untuk menghormati perjuangannya, gampar-gamparan, kemudian melihat jaket orangeku ditebus delapan seri. lalu memasangkan jaketnya dan memberikan pelukan sambutan persaudaraan.
massa kemudian duduk melingkari api unggun, beberapa tetua memberikan sambutan dan dilanjutkan perkenalan, berusaha menghangatkan embun di matras rumput yang terlanjur mendingin, memberikan sambutan keakraban layaknya keluarga baru. Aku sendiri lebih senang memandang kerlipan lampu kota di kejauhan, kemudian membiarkan pikiranku melayang layang kesana kemari, tapi sepertinya syaraf memori yang paling aktif beraksi.

ah satu taun yang lalu, ospek jurusan 2008 yang bener-bener nguras segalanya.
latian fisik 2 kali seminggu saat itu cukup membuat otot-ototku tak cepat kaku.
pertemuan pertemuan malam hingga cek alat, udah ga keitung lagi kembang kempis bisep-trisep di lengan tanganku.
jalan jalan yang ceritanya ekskursi ato apalah,
binwal yang ... , ah aku akan rindu bau tanah burangrang :)
di ospek jurusan saat itu kularikan jiwa ragaku sampai ke titik nadir, jauh melebihi batas-batas yang selama ini belum kulewati.
lengkap sekali nilai-nilai yang diturunkan, otot kawat tulang besi mental kritis kompak keluarga kebersaamaan dan lainnya, kompleks hingga menjadi tan 90, tak terdefinisi, masuk ke urat-urat nadi, menjadi merah bata pula lah darahku.

aku mulai bertanya apa yang terjadi selanjutnya. tujuan di TERRA, yang telah kuperbuat untuk TERRA, ... . sampai saat ini aku merasa belum memberikan sesuatu yang berharga untuk TERRA, belum memberikan goresan kombinasi warna maestro di kanvas hitam putih TERRA. atau sebaiknya aku selalu menanamkan bahwa aku belum memberikan apa apa ke TERRA. merasa puas dengan yang diberikan hanya akan membuat kita tinggi hati dan cenderung berhenti.

di pagi buta ini aku kembali terkapar, semoga masih diberi kesempatan untuk berkontribusi lebih di TERRA.
matahari mulai menyeruak bangun di atas kota yang bergantian mematikan kerlipannya.
sekali lagi kuteriakkan keras keras di sanubari yang berkabut..
TERRA TERRA TERRA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar