Tidak jelas kapan mulanya saya menyukai permainan sepakbola.
Hal paling jauh yang saya ingat, ada masa dimana saya hanya tau dua nama tim
bola bagus di luar Indonesia, Juventus dan Brasil, saya belum bisa membedakan mana
klub bola dan mana timnas. Selanjutnya, saya masih ingat nama nama seperti taffarel, bebeto,
dunga, romario, yang memenangi piala dunia 1994. Seorang zinedine zidane yang
naik daun ketika mengubur impian Brazil di 1998. Atau ketika fillipo inzaghi berseragam juventus
dan simone inzaghi saudaranya berseragam Lazio. Saya sempat menjadi pendukung
beberapa tim, tapi saya sepertinya tidak memiliki bakat untuk menjadi seorang
maniak. saya pernah memiliki jersey fiorentina dengan nama punggung nuno gomes,
dan jersey aston villa yang bahkan saya tidak hafal betul nama-nama pemainnya.
Saya pernah terpengaruh untuk menjadi pendukung Liverpool dan AC Milan. Mulai sejak
akhir smp, saya membirukan diri untuk menjadi pendukung Chelsea. Ya tapi sekali
lagi saya bukan maniak. Saya ikut bertepuk tangan ketika Manchester United
mendapat treble winners, ikut terpesona hingga bosan melihat permainan
Barcelona, juga ikut berkomentar ketika melihat permainan Indonesia yang
angin-anginan. ohya, saat SD saya pernah memusuhi teman sekelas saya yang
bernama fandi ahmad, karena pemain bola dengan nama yang sama membawa singapura
mengalahkan Indonesia di piala tiger 1998. Sepele memang, tapi saya merasa
cukup nasionalis saat itu. Haha.
Selain menikmati permainan tim-tim besar, sejak kecil saya
juga sudah senang turun ke lapangan langsung untuk memainkan bola. Saat masa
SD, jam istirahat hampir selalu digunakan untuk bermain bola di halaman
sekolah. Tak jarang juga MI saya (SD dalam ‘bentuk’ lain) bertanding melawan SD tetangga sepulang sekolah, mungkin gengsi yang dipertaruhkan saat itu adalah ego
untuk membuktikan sekolah saya yang ‘madrasah’ lebih baik dari sekolah lain
yang ‘negeri’. Saya paling senang bermain di sayap, kanan ataupun kiri. Postur
saya sangat kecil saat itu, membuat saya merasa ringan dan percaya diri untuk
berlari kencang membawa bola. Gocek, jauhkan, lari lebih cepat dari pemain
lawan. Sesederhana itu.
Saat SD juga, saya pertama kali memiliki keinginan untuk
disekolahkan di sekolah sepak bola. Saya rewel minta dibelikan sepatu bola di
Pasar Beringharjo Jogja. Dan ketika sampai di pasar, tidak ada sepatu yang muat
dengan ukuran kaki saya yang masih kecil. Ibu saya bilang saya belum cukup umur
untuk masuk sekolah sepak bola, akhirnya saya didaftarkan di klub bulutangkis, kata
ibu saat itu, “biar fisikmu bagus lebih dulu, baru nanti masuk SSB ketika sudah
cukup umur”. Saya baru tau kemudian, ibu takut saya bernasib sama seperti
paman-paman saya, yang cedera berat gara-gara hobinya bermain bola, hingga
tidak bisa melakukan aktivitas berat lagi. Aah. Saya tidak pernah menyesalinya.
Saya juga masih ingat ketika bermain bola bersama
teman-teman sekitar kampung rumah saya, di lahan kosong dengan pohon kelapa dan
pohon pohon besar muncul menjadi pemain kesekian kami, menjadi ‘pemain statis’ di tengah lapangan saat kami bermain bola. Dan ada saat-saat ketika bola jatuh di sungai yang mengalir di
samping tempat kami bermain, kami harus buru-buru mengejarnya supaya tidak
hanyut jauh, menyenangkan mengingat sungai saat itu masih jernih dan segar.
Banyak cerita lain tentang kenangan saya dan sepakbola.
Begitulah, saya menikmatinya sebagai kesenangan semata. Berlari-lari menggiring
bola di sayap kiri atau kanan kemudian mengumpan di depan gawang, atau jatuh
bangun menepis menangkap bola ketika menjaga gawang. Hingga sekarang, masa-masa malas
bermain bola ketika saya menyadari jika saya sudah tidak secepat dulu, dan mata
saya sudah tidak seawas dulu, saya tetap menikmati sepakbola dari tepi lapangan
atau depan tivi. Dengan sepakbola, saya selalu menyadari satu hal, orang-orang
bermain (atau menikmati bola) bukan hanya mengenai para pemain yang mengejar
dan berebut bola, mimpi mereka. kadang mereka hanya berusaha memastikan bahwa bola-bola
itu harus terus berputar dan mengalir, seperti hidup.
![]() |
suatu sore yang lain, lapangan basket sma 1 jogja |