menjejak lantai balkon, melirik langit pagi hari.
menanyai udara,
'bisakah kau sampaikan salamku pada mereka? hujan terlalu pagi untuk datang'
embun mungkin masih enggan menyerah turun dari ujung daun
namun bunga akan segera mekar bernafaskan cahaya, tak peduli jika bumi masih terlalu sunyi.
ini tak pernah semudah menerka kejaran awan di kanvas biru lazuardi.
jadi tak perlu balasan kembali, mengungkapkannya sudah cukup melegakan.
merebahkan badan, menatap langit langit, melamun ke belahan kota lain.
hari selalu cepat untuk berganti, hanya berharap semua baik-baik saja, semoga kebahagiaan kedamaian menghampiri di kedipan mata pertama di pagi berikutnya.
di sela dunia nyata dan ilusi mimpi ini, hanya detik waktu yang mendekat tepat tanpa dipanggil.
salam rindu. mungkin kau tidak perlu tau, tapi ini selalu hidup di penghujung hariku.
di antara kedipan mata dunia realita dan ilusi mimpinya.
rindu itu kadang gak butuh diobati, cuma butuh dinikmati :)
BalasHapus